Sabtu, 21 Februari 2009

Concept

going to last doorstep.

Si POLAN

Ada ribuan definisi tentang kreativitas. Tetapi proses berpikir kreatif sebenarnya hanyalah kemampuan untuk melihat sesuatu yang tak terlihat sebelumnya, menciptakan sesuatu yang baru dari penataan kembali atas yang lama (James Mapes, 2003 ; p.23 di sadur dari buku Quantum Seni, Drs. M . Dwi Marianto hal 69)

(si Anu, si fulan-Arab, fulana-Portugis, Ah Beng-Cina Singapura,Thio sam-Tionghoa, John Doe-Amerika)

Terinspirasi dari komik atau bentuk cerita lainnya, penokohan menjadi sangat penting dalam sebuah alur cerita, manakala gambaran tokoh dari penulisnya merupakan refleksi dan idealisme dari pencipta itu sendiri. Malah mungkin bisa jadi itu gambaran sosok yang sempurna bagi penulisnya. Kita sebut saja si Buta dari gua hantu, Mandala, Superman, Batman, Tintin, Asterik, Dora Emon, dan beribu tokoh fiksi yang telah terciptakan.

Lalu kenapa mereka begitu hidup di benak kita, terutama tokoh-tokoh seperti Batman dan Superman, mereka bahkan bisa abadi sampai sekarang? Ini tidak terlepas dari gerakan industri hiburan. Pada mulanya mereka diciptakan oleh satu orang untuk diterapkan pada komik dan ketika mereka sudah masuk industri, tokoh-tokoh rekaan seperti itu menjadi milik industri dan karakternya bisa berubah-rubah sesuai dengan keingininan penulis berikutnya.

Seperti juga komik, lukisanpun bisa berupa sebuah cerita; knowledge experience dari pelukisnya, mungkin yang membedakan komik dan lukisan adalah : pada lukisan, bahasa tuturnya lebih puitis dibandingkan komik, dalam satu frame lukisan sudah bisa mencakup isi semua cerita.

Berdasarkan hal tersebut diatas, saya mencoba menggabungkan dua gagasan tersebut dalam sebuah bingkai lukisan, performance, boneka dan mixed media lainnya.. Sedangkan tokoh yang menjadi guest startnya saya mengadopsi tokoh stereotype si POLAN. Kenapa harus si POLAN, bagi saya tokoh noname ini adalah tokoh yang sempurna; sempurna dengan kekurangan dan kelebihannya sebagai manusia. Sedangkan nama POLAN itu sendiri sering dipakai dalam kitab-kitab kuning para santri untuk mewakili si anu’ dalam sebuah kasus yang berhubugan dengan masalah agama, banyak ditemukan pada kitab-kitab yang membahas bidang syariah. Di Negara lain nama stereotype si polan juga di kenal dengan sebutan berbeda-beda sesuai dengan bahasanya. Di Arab di panggil Fulan (ini juga yang mempengaruhi nama Polan di Indonesia), di Amerika dikenal John Doe, sedangkan di Tionghoa Thio Sam, Singapura dipanggil Ah Beng, dan yang menarik orang Portugis memanggilnya dengan Fulana; apakah ada pengaruh dari Arab?. Mungkin disetiap Negara ada tokoh stereotype seperti itu.


Seperti juga tokoh komik lainnya, atribut menjadi identitas dari tokoh itu. Superman misalnya, dengan berpakain ketat dari bahan elastis berwarna biru, logo S di dada berbentuk limas berlian (kesan mewah kali..?), dan kain merah membentang di punggungnya, menambah efek visual yang artistik ketika superman terbang, sepatu berwarna merah, dan secuil rambut melengkung berbentuk s di jidat ketika sedang menjadi superman (Clark Kent).

Untuk si POLAN saya member I atribut sesederhana mungkin. Kepala berwarna (bisa berganti-ganti) dan badan warnanya satu tone. Dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Ketika maraknya pornograpi di internet, banyak wajah artis kita yang bermunculan menghiasi halaman web, namun banyak juga hasil rekayasa dari keisengan orang-orang yang me-retouch wajah para selebritis dengan badan yang bukan miliknya, dari situ saya berpikir ternyata tubuh/badan tanpa kepala bukan siapa-siapa, tentunya di lihat dari sudut pandang secara visual. Ketika kepala di pisahkan dari tubuhnya, maka secara kasat mata kita tidak bisa langsung mengenali tubuh siapa, kecuali dengan adanya tes DNA. seperti akhir-akhir ini banyak kasus pembunuhan dengan cara mutilasi, mungkin dengan harapan untuk menghilangkan jejak.

Otak yang berada di kepala menjadi penentu dimana bagian tubuh lainnya hanya sebagai bagian pasukan yang sangat loyal, sehingga seper berapa detik otak memerintahkan kepada bagian tubuh lainnya untuk bergerak maka secara reflek ‘mereka’ TUBUH akan patuh. Gerakan tubuh adalah bayangan (wayang;hitam;satu tone) dari kepala wadahnya otak. kepala yang menentukan siapa kita, dimana posisi kita. Penggunaan warna yang bermacam-macam

di kepala untuk menunjukan perbedaan karakter dari setiap manusia yang paling terbaca dan ini juga untuk menunjukan karakter si POLAN yang bisa berubah-rubah. Warna bisa mengartikan sesuatu atau tidak sama sekali; warna sebagai warna. Sedangkan tubuh diberi warna satu tone; jika objek si POLAN lebih dari satu jumlahnya.

2. Kepala botak ; tidak semua orang bisa berambut hitam, keriting, lurus, pirang, tapi setiap orang pasti bisa tanpa rambut. Biar karakternya lebih umum, tidak menunjuk pada seseorang yang berambut pirang atau hitam, keriting atau lurus, gondrong atau cepak. Sepertii juga kemunculan istilah si POLAN itu sendiri, untuk menghindari ketersinggungan kalau menggunakan nama-nama yang sudah tercipta.

Pada perkembangan berikutnya. Teknik penggambaran dari tokoh si POLAN ini bisa berubah dengan tetap tidak merubah karakter kepala berwarna dan badan tetap satu tone..

Seperti komik, karakter si POLAN juga mempunyai satu tema pada setiap edisinya, jelasnya pada satu edisi ada satu tema. Untuk tiap edisi dibatasi maximal 20 karya lukisan dan beberapa karya mixed media, ini dimaksudkan untuk menghindari kejenuhan dan terlalu mengada-ada dalam tema yang akan diangkat.

Edisi#1 : INTRO

Pada edisi ini si POLAN sedang mencari bentuk visual. Kasus yang diangkat masih meloncat-loncat, belum ada observasi pada tema lukisan, baru menampilkan karakter visual si POLAN.

Edisi#2 : SEMBILAN (9)

Sederetan angka yang setiap kali kita baca, bagi sebagian orang punya makna atau sign tertentu, entah itu berupa penggalan-penggalan dari mitos, atau tafsiran dari kitab-kitab para nabi, atau catatan-catatan yang dibuat berdasarkan culture experience. Karna pada angka tersebut terdapat jumlah atau hitungan yang berhubungan (di hubung-hubungkan) dengan gejala alam pada saat dan tempat dimana angka itu dimaknai.

Pada awalnya angka itu mungkin tak berarti apa-apa bagi kita. Hanya sederetan nomor yang membedakan jumlah pada benda (bilangan). Namun pada saat ada momen/pengalaman yang sekiranya menjadi sejarah, maka saat itu muncul ‘tanda’ untuk menandai momen tersebut, kebanyakan tanda yang dipakai untuk menandai momen adalah dengah tanggal. Seperti tanggal lahir kita, angka kelahiran muncul untuk menandai saat kita lahir, dan itu menjadi momen yang penting bagi kita (individual), lalu ada angka yang ditandai atas kesepakan bersama (komunal) seperti hari kemerdekaan suatu Negara; 17 Agustus menjadi angka penting bagi bangsa Indonesia dan dimaknai sebagai hari kemerdekaan (walau semerdeka apa kita sekarang?). Jumlah juga dapat menjadi penyebab angka menjadi sebuah tanda, seperti “tiga serangkai”, “dwi Tunggal”, “tiga diva” dan sebagainya.

Angka-angka yang menjadi tanda di tataran universal dan nampaknya sudah disepakati adalah angka “13” (tiga belas), semua sepakat bahwa angka itu adalah angka sial, bahkan saking orang percayanya pada angka ini, banyak hotel atau gedung-gedung di Jakarta tidak memakai nomor ini pada lantai ke tiga belas. Biasanya di tulis dengan lantai 12 A. Darimana Angka 13 itu muncul dan dmaknai sebagai angka kesialan? itulah yang saya maksud dengan culture experience. Angka itu muncul dari pengalaman suatu bangsa dan terus dipercayai sehingga menjadi pengalaman sebuah budaya.

Dalam hal ini saya hanya menyoroti dan memaknai satu angka saja, yaitu angka Sembilan. Pada kebanyakan budaya angka Sembilan (9) merupakan angka yang paling tertinggi (sempurna). Sehingga angka ini menjadi angka untuk lambang kesempurnaan, bahkan sebuah perusahaan rokok terbesar di Indonesia mengadopsi angka Sembilan ini untuk nama persusahaan, merek rokok dan falsafah perusahaan itu sendiri, kita tahu bahwa pemilihan nama PT.HM Sampoerna (ejaan lama dari sempurna)bukan tanpa alasan, didalamnya terdapat makna filosofis dan juga mistis. Lihat saja merek rokok Dji Sam Soe yaitu 234 kalau dijumlahkan menjadi 9. “Di Sampoerna, upaya mencarai KESEMPURNAAN sudah menjadi gaya hidup kami; suatu usaha keras, yang secara integral terjalin di dalam semua aspek Kelompok Perusahaan Sampoerna,” demikian bunyi salah satu kutipan yang ada dalam Kredo Sampoerna (Stories : Strategi PT HM Sampoerna Posted on Selasa, 2008 September 02 by Mossack Anme™ , InnoZard’s blog).Bagi masyarakat Jawa Sembilan mempunyai makna khusus, Sembilan adalah angka paling tinggi bagi manusia, sedangkan angka setelah itu merupakan angka milik yang punya hidup. Angka 10

Bagi saya pribadi angka 9 selain mempunyai makna yang telah disepakati banyak orang, juga karena pada bulan ini saya dilahirkan. Tepatnya 6 -9-1972. Bulan ke Sembilan menjadi sejarah pribadi, dimana untuk pertamakalinya saya menghirup udara kehidupan (mungkin ini masih dipandang narsis bagi masyarakat kita?). Tapi bagi saya ini seperti pepatah yang mengatakan “sebelum melihat keluar-lihat dulu ke dalam”. Inilah permasalahan yang paling dekat dengan saya, ada di dalam.

Lalu saya mencoba bermain-main dengan mengotak-atik angka ini biar menjadi bermakna bagi hidup saya mirip orang mengotak-atik angka buat judi togel, semuanya serba menjadi berhubungan dan member nilai probabilities, apakah pemaknaan itu harus masuk akal (rasional)atau tidak? Saya tidak terlalu mempedulikannya, bagi saya setiap orang pasti punya pemaknaan pada sesuatu dalam hidupnya pribadi, sehingga pada tahapan berikutnya sebuah pemaknaan bisa menjadi sebuah filosofi atau jimat bagi seseorang.

Angka 6 (tanggal lahir) dan 9 (bulan Lahir)bila disandingkan membentuk angka 69, dilihat dari bentuknya mirip simbol keseimbangan (cina) yin - yang, jika angka itu diputar atau dibolak-balik maka hasilnya akan tetap sama. angka 6 (lebih kecil) berarti kekurangan dan 9 (lebih besar)berati kelebihan, hadirnya kelebihan adalah peran dari adanya kekurangan begitu juga sebaliknya. Dan itulah kesempurnaan manusia, yaitu keseimbangan.

Dan yang paling penting dari yang terpenting adalah dari dulu (sejak SMA) saya merokok Sampoerna kretek yang sekarang disebut Sampoerna Hijau sekarang, inilah awal ketika saya memutuskan untuk mengobservasi angka Sembilan/kesempurnaa.

Kita bisa merasakan kekurangan ketika kita berada pada posisi kelebihan, atau sudah mengalami kelebihan tersebut. Kita pun tidak bisa menyebut nama malam pada saat matahari tidak timbul sehingga tidak ada cahaya tanpa ada siang.

Pada kasus angka Sembilan ini (9) si POLAN sedang melakukan observasi, Ringkasnya pada kasus ini si POLAN sedang mencari nilai dalam hidupnya. si POLAN ditemani oleh polan-polan lainnya. Terinsfirasi budaya masa yang terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, beribu orang berdesakan mencari nilai/angka untuk kelangsungan hidupnya, di terminal, bis kota, kereta dalam kota, mereka berjubel…

berdesakan di jalan menuju masa depan,

berdesakan di lapang berharap mendapat bintang.

Berharap mendapatkan bintang dilangit

Dengan seluruh jiwa

Semua ingin menjadi raja

Berkuasa diatas tahta

Semua orang ingin mendapatkan cinta

Yang terindah.

(penggalan bait dari lagu yang saya ciptakan, judulnya Ra ja di bin tang)

KARYA

1. Going to nine

Begitu banyak individu yang mencoba mencapai nilai tertinggi. Coba kita lihat apa yang ada dan terjadi di kota Jakarta, beribu orang tiap harinya terus bergerak,

2. Treasure

Harta karun yang sebenar-benarnya ada pada nilai pribadi, seberapa besar nilai potensi kita, itulah harta karun kita.

3. Sajen

Apa yang akan kita persembahkan untuk hidup ini. Berapa nilai kita untuk dipersembahkan pada hidup.

4. Penyaji (on progress)

Semua partai politik menawarkan nilai tertinggi, sayang kebanyakan semua hanya ada di mulut.

5. Fly with nine ball; orang orang naik bola sembilan

6. The last talisman; jimat terakhir, di jari si polan

7. Fishing value

8. Dari rakyat oleh rakyat untuk siapa?

9. Fublic orgasme…..bekerjasama memikul bola 9, berbentuk sperma

10. MONSELI…Monumen Sembilan kembali

11. Looking for nin ball…. Posisi mencari bola Sembilan yang bersembunyi

12. Nyuri start…..robongan di belakang si polan didepan membawa bola Sembilan, pososi frontal dari atas…backroun efek lari

13. Rendezvous nine,…. Pertemuan 9 wali.

14. Nine kill ten, diambil dari kisah 9 wali menghakimi syeh siti jenar, posisi wali ada yang duduk di kursi kerajaan, ini menunjukan adanya campur tangan kekuasaan (raja) pada waktu itu supaya ajaran ssj tidak menyebar yang dapat menyebabkan pembangkangan pada rakyat dengan manunggaling kawula gustinya.

Tidak ada komentar: