Kamis, 03 Juni 2010

Hendra Gunawan, Patung Jend. Sudirman, Diantara Jaman


Patung Jendral Sudirman sebagaimana kita ketahui tersebar di beberapa kota Indonesia, salah satunya yang berada di depan kantor DPRD Yogyakarta Jl. Marioboro hasil karya Hendra Gunawan, seorang pelukis dan sekaligus juga pematung kelahiran bandung 1918. Patung ini terbuat dari batu andesit yang dikerjakan oleh sanggar Pelukis rakyat yang dipimpin oleh Hendra Gunawan.

Patung ini tepat berdiri di depan Kantor DPRD Yogyakarta, di tengah taman menghadap ke barat, sedangkan posisi Jendral Sudirman sedang memegang tongkat pada tangan kiri dan tangan kanannya memegang jubah. Dibawah kaki bagian belakang patung tertera tanggal pembuatan dan nama pembuatnya yaitu tertulis dengan ejaan waktu itu : 10 XI 1950 hendra, ada bagian tulisan yang sudah tidak jelas, karena mungkin penambalan semen untuk menambah kekuatan patungnya. Pusteknya terbuat dari semen berlapis keramik iternit, disitu ada tulisan yang merupakan kata-kata Jendral Sudirman yaitu “berjuanglah terus, korban tjukup banjak” ditulis dengan huruf sambung dan miring. Lalu dibawahnya ditulis BAPAK SUDIRMAN, PAHLWAN PANGLIMA BESAR.

Bahan yang digunakan seperti yang telah disebutkan di atas yaitu menggunakan batu andesit, batu yang berasal dari kali, merupakan batu yang sering digunakan untuk pembuatan patung, seperti juga pada candi-candi atau stupa-stupa yang ada di beberapa daerah di Jawa. Tinggi patung ini diperkirakan kurang lebih sekitar 4 m, tentunya sudah dengan ukuran pusteknya.

Yang membedakan patung buatan Hendra Gunawan ini dengan patung Jendral Sudirman lainnya adalah , posisi tangan kanan yang memegang kerah jubah, tidak sedang dalam posisi menghormat, ini menunjukan keadaan terakhir kondisi Jendral Sudirman pada waktu itu dalam keadaan sakit, karena seringnya beliau bergerilya di hutan-hutan, sehingga mengakibatkan kondisi kesehatannya terganggu. Posisi tangan kanan sedang merapatkan jubah supaya tidak kedinginan, karena beliau tidak mau meninggalkan pasukannya yang berada di hutan, hanya karena beliau sakit-sakitan, bahkan tawaran Presiden Soekarno pada waktu itu pun untuk tidak meninggalkan kota Yogyakarta ditolaknya. Dan kalau kita perhatikan posisi kepala dan dagu patung ini agak mendongak keatas seakan-akan beliau ingin menunjukan rasa optimisme dalam dirinya, ditambah lagi sorot matanya yang tajam memandang kedepan. Jadi walaupun bertongkat dan tubuh yang kurus berselimut jubah tebal, beliau tidak melupakan kedisiplinannya akan tugas membela negara.

Patung ini termasuk patung realis, secara anatomi, memang patung ini belum begitu sempurna, kalau kita perhatikan lebih seksama, patung ini terlihat cebol, karena memang pemakaian bahan dari batu tidak bisa ada kesalahan, tidak seperti kalau kita menggunakan bahan tanah lempung dapat dengan mudah untuk merubahnya kembali jika ada kekurangsempurnaan . Juga bahan batu yang keras dan peralatan yang belum memadai pada waktu itu membuat graperi jubah tampak kaku.

Namun terlepas dari itu, patung Jendral Sudirman karya Hendra Gunawan mempunyai karakter tersendiri, dibandingkan dengan karya-karya patung sudirman lainnya. Pengungkapan kondisi terakhir Jendral Sudirman yang sedang sakit menjadikannya berbeda.

Sayang pada saat ini tidak banyak yang tahu dengan patung ini karena posisinya yang berada di dalam pagar areal kantor DPRD, pandangan terganggu oleh padatnya orang berjualan di luar pagar sehingga memungkinkan orang untuk sulit memandang patung ini dari luar. Mata kita sudah di tahan oleh riuh rendahnya padat kota, mall-mall merubah wajah sejarah, kesementaraan sudah menjadi panglima, sedang panglima yang disana masih tertegun hadir sambil terus membaca zaman.